Mengapa Radiator Bisa Berkarat – Radiator adalah salah satu komponen vital dalam sistem pendinginan mobil. Tugasnya cukup berat: menjaga suhu mesin tetap stabil di tengah kondisi lingkungan yang lembap, berdebu, serta menghadapi kemacetan yang naik-turun. Namun, banyak pemilik kendaraan tidak sadar bahwa radiator juga memiliki potensi mengalami korosi yang dapat mengganggu performa mesin.
Penyebab Utama Radiator Mengalami Karat
Walaupun dirancang untuk menangani suhu tinggi dan lingkungan ekstrem, radiator tetap rentan terhadap proses korosi. Ada beberapa faktor yang paling sering memicu munculnya karat pada komponen ini.
1. Menggunakan Air Biasa sebagai Pendingin
Salah satu kesalahan paling umum adalah mengisi radiator dengan air biasa. Air tanpa sifat aditif dapat mempercepat proses karat karena tidak memiliki perlindungan terhadap logam di dalam sistem pendinginan.
2. Coolant yang Tidak Sesuai Spesifikasi
Tidak semua cairan coolant cocok untuk setiap jenis mobil. Menggunakan produk yang tidak sesuai spesifikasi pabrik dapat mengubah keseimbangan kimia dalam radiator, membuat pH air tidak stabil dan memicu korosi.
3. Korosi yang Muncul Secara Alami
Meskipun menggunakan coolant berkualitas, korosi tetap bisa terjadi dalam periode 3–6 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat keasaman air di dalam radiator.
- Air terlalu asam — mempercepat pengikisan logam.
- Air terlalu basa — dapat merusak struktur internal radiator.
- Perubahan panas-dingin ekstrem — mempercepat proses karat.
Proses korosi dipicu oleh “persinggungan” antara logam dan air dengan tingkat keasaman yang tidak seimbang, terutama saat terkena panas dan dingin secara berulang.
Apakah Radiator Mobil yang Sering Macet Lebih Mudah Berkarat?
Banyak yang menganggap mobil yang sering melewati kondisi macet lebih berisiko mengalami korosi, tapi hal ini tidak sepenuhnya benar. Selama aditif antikarat pada coolant tetap bekerja menjaga pH tetap ideal, radiator tetap aman dari karat meski mobil sering digunakan dalam kondisi berat.
Pentingnya Menjaga pH Coolant
Keseimbangan pH (Potential Hydrogen) menjadi kunci utama. Jika pH terlalu asam atau basa, logam di dalam radiator akan mengalami kerusakan secara perlahan. Karena itu, pemilik mobil perlu memastikan bahwa coolant yang dipakai:
- Memiliki aditif antikarat.
- Sesuai spesifikasi kendaraan.
- Diganti secara berkala sesuai rekomendasi bengkel.
Kesimpulan
Radiator berpotensi mengalami karat jika kualitas coolant tidak sesuai, pH air tidak seimbang, atau perubahan suhu ekstrem terjadi terus-menerus. Untuk mencegahnya, selalu gunakan coolant yang direkomendasikan pabrikan, hindari penggunaan air biasa, dan lakukan pengecekan berkala. Dengan perawatan yang tepat, radiator tetap optimal dan mesin mobil pun lebih terjaga performanya.


